Ekonomi Indonesia 2024: Berlayar di Lautan Resesi Global, BI Ramal Gelombang Lebih Tenang namun Tetap Tantangan
Ekonomi Indonesia 2024: Berlayar di Lautan Resesi Global, BI Ramal Gelombang Lebih Tenang namun Tetap Tantangan
Di tengah gelombang kekhawatiran global yang ditandai oleh
ramalan kelam dari IMF dan Bank Dunia terhadap ekonomi dunia, Indonesia,
dipimpin oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, berlayar dengan penuh
optimisme. Negeri ini, bertolak belakang dengan arus resesi yang melanda
negara-negara industri utama seperti Jepang dan Inggris akibat pandemi
Covid-19, bergerak maju dengan pertumbuhan ekonomi yang terus berkelanjutan.
Jepang, contohnya, mengalami penyusutan ekonomi sebesar 0,4% di kuartal terakhir
tahun 2023, sementara Inggris merasakan getirnya resesi dengan penyusutan
ekonomi di dua kuartal berturut-turut pada tahun yang sama.
Sementara IMF memperkirakan penurunan pertumbuhan ekonomi
global yang signifikan hingga tahun 2024, termasuk di negara-negara besar
seperti Amerika Serikat dan Tiongkok, Indonesia menunjukkan ketangguhan ekonomi
yang luar biasa. Sri Mulyani Indrawati, dengan percaya diri, menunjukkan bahwa
sampai dengan Januari 2024, Indonesia telah mencatat indikator ekonomi yang
mengesankan, termasuk pendapatan negara yang mencapai Rp215,5 triliun,
melampaui target, dan pencatatan surplus APBN berkat pengelolaan belanja negara
yang efisien. Stabilitas Indeks Keyakinan Konsumen, ekspansi penjualan ritel,
dan PMI Manufaktur menegaskan kekuatan ekonomi domestik negeri ini.
Lebih jauh, Sri Mulyani optimis bahwa ekonomi Indonesia akan
terus bertumbuh kuat, menantang prediksi global yang kurang menggembirakan. Di
tengah ketidakpastian global, Indonesia tetap siaga dengan kebijakan strategis
untuk mempertahankan momentum pertumbuhan ekonomi domestik. Kunci dari
ketahanan ini terletak pada konsumsi rumah tangga yang solid dan sektor
manufaktur yang berkembang, diiringi oleh inflasi yang terkendali dan APBN yang
berfungsi sebagai penyerap goncangan, menjaga daya beli masyarakat.
Menghadapi masa depan, pemerintah Indonesia berkomitmen
untuk mendorong ekonomi yang lebih inklusif, hijau, dan berkelanjutan melalui
pengelolaan APBN yang bijaksana. Kinerja APBN yang positif diharapkan menjadi
landasan kuat bagi Indonesia untuk tidak hanya bertahan tapi juga tumbuh di
tengah ketidakpastian ekonomi global.
Singkatnya, meskipun tantangan resesi global mengintai
beberapa negara besar, Indonesia dengan determinasi dan optimisme bersiap
menghadapi masa depan ekonominya dengan serangkaian strategi dan kebijakan yang
matang. Dibawah kepemimpinan yang kuat dan kebijakan ekonomi yang tepat,
Indonesia berada pada jalur yang benar untuk mengatasi tantangan global dan
memastikan kelanjutan pertumbuhan ekonominya.
Di sisi lain, pandangan terhadap ekonomi global tahun ini
masih dibayangi oleh lemahnya kondisi ekonomi dibandingkan dengan tahun 2023,
dipicu oleh ketidakpastian global yang masih tinggi, termasuk konflik
geopolitik dan resesi di beberapa negara serta perlambatan ekonomi di Tiongkok.
Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi global hanya akan berada di
angka 3% untuk tahun 2024, sedikit lebih rendah dari proyeksi tahun 2023 yang
berada di angka 3,1%. Namun, dengan pandangan yang "cautiously optimistic,"
BI yakin bahwa pemulihan ekonomi masih dalam jalur, didorong oleh kinerja
ekonomi yang kuat dari Amerika Serikat dan India, yang mendukung konsumsi dan
investasi global.